Recent Articles
Tampilkan postingan dengan label Teknologi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Teknologi. Tampilkan semua postingan

BAWANG GORENG

  1. PENDAHULUAN Bawang goreng merupakan produk olahan utama dari bawang merah. Pengolahan produk ini tidak sulit dan dapat dilakukan dengan biaya merah
    sebagai usaha kecil di rumah tangga.
  2. BAHAN
    1. Bawang goreng. Bawang merah yang paling cocok untuk diolah menjadi bawang goreng adalah bawang varictas Sumenep.
    2. Terigu. Terigu yang digunakan adalah merek segitiga biru.
    3. Tapioka.
    4. Minyak goreng.
  3. PERALATAN
    1. Pisau dan talenan. Alat ini digunakan untuk mengiris umbi bawang merah.
    2. Alat pengiris. Alat ini digunakan untuk mengiris bawang merah. Alat ini dapat mengiris bawang merah lebih cepat dibanding pisau dan talenan.
    3. Baskom. Alat ini digunakan untuk menampung hasil irisan.
    4. Wajan. Alat ini digunakan untuk menggoreng irisan bawang.
    5. Tungku kayu atau kompor.
    6. Peniris. Alat ini digunakan untuk meniriskan minyak irisan bawang yang baru selesai digoreng. Untuk itu dapat digunakan tampah dan besek anyaman jarang, atau wadah plastik yagn berlobang-lobang. Penirisan akan lebih efektif jika menggunakan mesin peniris sentrifugal.
    7. Botol kaca bermulut lebar dengan penutup ulir. Alat ini digunakan untuk mengemas bawang goreng.
    8. Kantung plastik. Alat ini juga digunakan untuk mengemas bawang goreng. Kantung yang digunakan adalah dari jenis plastik polietilen.
    9. Sealer listrik. Alat ini digunakan untuk menutup kantong plastik.
  4. CARA PEMBUATAN
    1. Bawang dikupas, dan pangkal umbi dibuang, kemudian bawang dicuci sampai bersih.
    2. Terigu dicampur dengan tapioka sampai rata. Tiap 150 gram tapioka dicampur dengan 175 gram terigu. Campuran ini disebut tepung campuran.
    3. Bawang ditiriskan membujur (tebal ± 2 mm), kemudian dimasukkan ke dalam baskom, dan ditambah dengan tepung campuran. Baskom digoyang-goyang sampai bahan tercampur rata. Setiap 1 kg irisan bawang dicampur dengan 65 gram tepung campuran. Hasil yang diperoleh disebut irisan bawang bertepung.
    4. Irisan bawang bertepung segera digoreng di dalam minyak panas ( suhu 170 °C) selama 10 menit sampai garing. Setelah itu bawang ditiriskan dan
      didinginkan.
    5. Bawang goreng yang telah dingin dikemas di dalam kemasan tertutup rapat. Sebagai kemasan dapat digunakan kantong plastik, atau botol kaca bermulut lebar dengan penutup ulir.
  5. KONTAK HUBUNGAN Dewan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Industri Sumatera Barat; Jl. Rasuna Said, Padang Baru, Padang, Telp. 0751 40040, Fax. 0751 40040
    Sumber : Teknologi Tepat Guna Agroindustri Kecil Sumatera Barat, Hasbullah, Dewan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Industri Sumatera Barat

DODOL PISANG

  1. PENDAHULUAN Dodol adalah makanan berupa gel yang terbuat dari campuran bahan beras pati, gula dan bahan pengisi lainnya seperti buah dan rumput laut.
    Dodol tergolong makanan semi basah dengan kadar gula tinggi sehingga dapat disimpan agak lama (1-3 bulan). Pembuatan makanan ini tidak sulit dan dapat dilakukan dengan menggunakan alat-alat yang biasa terdapat pada rumah tangga.
  2. BAHAN

    1. Pisang yang telah matang konsumsi, dan daging lunak (1 kg)
    2. Gula pasir putih bersih. (0,25 kg). Bahan ini digiling sampai halus.
    3. Gula merah (100 gram). Bahan ini digiling sampai halus.
    4. Garam dapur halus dan putih bersih (10 gram)
    5. Tepung ketan (50 gram)
    6. Santan kental (450 ml)
    7. Natrium benzoat (1 gram).
    8. Lemak sapi (secukupnya). Lemak padat sapi dibersihkan dari jaringan daging, dan dipotong kecil-kecil. Setelah itu potongan lemak dimasak dalam panci atau wajan sampai mencair. Setelah mencair, lemak cair panas ini disaring dengan kain saring secara cepat. Setelah itu, lemak dipanaskan lagi sambil diaduk-aduk. Busa yang timbul dibuang.
  3. PERALATAN
    1. Wajan . Alat ini digunakan untuk memanaskan adonan dodol.
    2. Penggiling. Alat ini digunakan untuk menghaluskan daging buah pisang menjadi bubur. Penggilingan dapat dilakukan dengan mesin penggiling. Untuk usaha kecil, penggilingan dapat dilakukan dengan menggunakan lumpnag dan blender.
    3. Cetakan. Cetakan berupa baki dengan ketebalan 1~2 cm. Alat ini digunakan untuk mencetak dodol.
    4. Alat pengering. Alat ini digunakan untuk mengeringkan dodol yang sedang berada di dalam cetakan. Jika tidak tersedia alat pengering, adonan dapat dijemur dengan sinar matahari.
  4. CARA PEMBUATAN
    1. Pembuatan adonan dodol. Pisang dikupas, kemudian digiling sampai halus. Setelah itu ditambahkan gula pasir, gula merah, tepung ketan, santan kental dan natrium benzoat. Campuran ini diaduk sampai rata. Campuran ini disebut dengan adonan dodol.
    2. Pemasakan adonan. Adonan dimasak di dalam wajan sambil diaduk. Pengadukan dilakukan sampai adonan menjadi liat, berminyak dan tidak lengket. Hasil pemasakan ini disebut dengan adonan dodol masak.
    3. Pencetakan. Adonan dodol masak diangkat dari wajan, kemudian dimasukkan ke dalam cetakan berbentuk baki dengan ketinggian 1-2 cm. Adonan ditekan-tekan agar padat dan rata. Sebelum adonan dimasukkan, permukaan dalam baki dialasi dengan plastik atau daun pisang.
    4. Penjemuran. Adonan dodol di dalam cetakan dijemur sampai agak kering atau dikeringkan dengan alat pengering
    5. Pemotongan dan pelapisan dengan lemak. Dodol yang telah mengeras dipotong-potong, kemudian dicelupkan ke dalam lemak sapi yang sedang mencair, dan segera diangkat. Dodol ini dibiarkan beberapa saat sampai lemak pada permukaannya mengeras.
    6. Pengemasan. Potongan-potongan dodol dibungkus dengan kertas minyak, kertas kue atau plastik. Setelah itu, dodol dikemas di dalam kantong plastik.
  5. KONTAK HUBUNGAN Dewan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Industri Sumatera Barat, Jl. Rasuna Said, Padang Baru, Padang, Tel. 0751 40040, Fax. 0751 40040
    Sumber : Teknologi Tepat Guna Agroindustri Kecil Sumatera Barat, Hasbullah, Dewan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Industri Sumatera Barat

TEPUNG UBI JALAR

  1. PENDAHULUAN Tepung ubi jalar adalah tepung pati yang diperoleh dari proses ekstra pati secara basah terhadap umbi ubi jalar. Pembuatan tepung ubi jalar sama dengan pembuatan tapioka. Umbi diparut, ditambah air untuk ekstraksi pati., kemudian disaring untuk memisahkan serat, diendapkan untuk mendapatkan pasta pati, dikeringkan dan terakhir, digiling untuk menghaluskan pati menjadi tepung ubi jalar.
  2. BAHAN

    1. Ubi jalar.
    2. Air.
  3. PERALATAN

    1. Pisau dan talenan.
    2. Pemarut.
    3. Penyaring.
    4. Wadah pengendapan.
    5. Pengering.
    6. Penggiling.
  4. CARA PEMBUATAN

    1. Pengupasan. Umbi dikupas, kemudian dicuci sampai bersih.
    2. Pemarutan. Umbi diparut halus menjadi bubur umbi. Jika umbi yang ditangani cukup banyak, umbi digiling dengan mesin penggiling. Setelah itu, bubur ditambah air (1 bagian bubur ditambah dengan 2 bagian air), diaduk-aduk agar pati lebih banyak yang terlepas dari sel umbi. Jika bubur cukup banyak, pengadukan dilakukan dengan alat pengaduk mekanis.
    3. Penyaringan suspensi pati. Bubur umbi disaring dengan kain saring sehingga pati lolos dari saringan sebagai suspensi pati, dan serat tertinggal pada kain saring. Suspensi pati ini ditampung pada wadah pengendapan..
    4. Pengeringan. Suspensi pati dibiarkan mengendap di dalam wadah pengendapan selama 12 jam. Pati akan mengendap sebagai pasta. Cairan di atas endapan dibuang, dan pasta dijemur di atas tampah, atau dikeringkan dengan alat pengering sampai kadar air di bawah 14%. Produk yang telah kering akan gemersik bila diremas-remas. Hasil pengeringan ini disebut dengan tepung kasar.
    5. Penggilingan. Tepung kasar selanjutnya dapat ditumbuk atau digiling sampai halus (sekurang-kurangnya 80 mesh) menjadi tepung ubi jalar.
    6. Pengemasan. Tepung ubi jalar dapat dikemas di dalam karung plastik atau kotak kaleng dalam keadaan tertutup rapat.
  5. KONTAK HUBUNGAN Dewan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Industri Sumatera Barat, Jl. Rasuna Said, Padang Baru, Padang, Telp. 0751 40040, Fax. 0751 40040
    Sumber : Teknologi Tepat Guna Agroindustri Kecil Sumatera Barat, Hasbullah, Dewan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Industri Sumatera Barat

TEPUNG SINGKONG

  1. PENDAHULUAN Serealia dan umbi-umbian banyak tumbuh di Indonesia. Produksi serealia terutama beras sebagai bahan pangan pokok dan umbi-umbian cukup tinggi. Begitu pula dengan bertambahnya penduduk, kebutuhan akan serealia dan umbi-umbian sebagai sumber energi pun terus meningkat. Tanaman dengan kadar karbohidrat tinggi seperti halnya serealia dan umbi-umbian pada umumnya tahan terhadap suhu tinggi. Serealia dan umbi-umbian sering dihidangkan dalam bentuk segar, rebusan atau kukusan, hal ini tergantung dari selera.

    Usaha penganekaragaman pangan sangat penting artinya sebagai usaha untuk mengatasi masalah ketergantungan pada satu bahan pangan pokok saja. Misalnya dengan mengolah serealia dan umbi-umbian menjadi berbagai bentuk awetan yang mempunyai rasa khas dan tahan lama disimpan. Bentuk olahan tersebut berupa tepung, gaplek, tapai, keripik dan lainya. Hal ini sesuai dengan program pemerintah khususnya dalam mengatasi masalah kebutuhan bahan pangan, terutama non-beras. Ubi kayu atau singkong merupakan salah satu bahan makanan sumber karbohidrat (sumber energi).


    Tabel 1. Komposisi Ubi Kayu (per 100 gram bahan)
    KOMPONEN KADAR
    Kalori
    146,00 kal
    Air 62,50 gram
    Phosphor
    40,00 mg
    Karbohidrat 34,00 gram
    Kalsium
    33,00 mg
    Vitamin C
    30,00 mg
    Protein
    1,20 gram
    Besi
    0,70 mg
    Lemak
    0,30 gram
    Vitamin B1
    0,06 mg
    Berat dapat dimakan 75,00
    Ubi kayu dalam keadaan segar tidak tahan lama. Untuk pemasaran yang memerlukan waktu lama, ubi kayu harus diolah dulu menjadi bentuk lain yang lebih awet, seperti gaplek, tapioka (tepung singkong), tapai, peuyeum, keripik singkong dan lain-lain. Tepung singkong dibuat dari potongan ubi kayu yang telah kering, kemudian dihaluskan. Ubi kayu yang digunakan harus baik dan sudah tua, sehingga tepung yang dihasilkanpun baik. Ubi kayu yang berumur 6 bulan kadar airnya masih sangat tinggi sehingga zat tepungnya hanya sedikit. Tepung singkong dipakai sebagai bahan membuat makanan.
  2. BAHAN Ubi kayu (singkong)
  3. ALAT
    1. Pisau
    2. Baskom atau panci
    3. Alat perajang (talenan)
    4. Tampah atau (nyiru)
    5. Ayakan
    6. Alat penumbuk (lumpang dan alu)
  4. CARA PEMBUATAN
    1. Kupas singkong, cuci lalu jemur hingga kering;
    2. Masukkan singkong kering ke dalam lumpang, kemudian tumbuk;
    3. Setelah itu ayak dengan ayakan halus;
    4. Tumbuk lagi sisa pengayakan dan ayak kembali hingga halus;
    5. Jemur hasil ayakan atau tepung di bawah sinar matahari. Apabila hujan, pengeringan dilakukan di dalam ruangan dengan pemanas buatan, seperti kompor.
  5. DIAGRAM ALIR PEMBUATAN TEPUNG SINGKONG

  6. DAFTAR PUSTAKA Tepung Singkong Dalam: Paket Industri Pangan. Bogor : Pusat Pengembangan Teknologi Pangan. IPB,1989. Hal. 1.
  7. KONTAK HUBUNGAN Pusat Informasi Wanita dalam Pembangunan, PDII, LIPI, Jl. Jend. Gatot Subroto 10 Jakarta 12910.
    Sumber : Tri Margono, Detty Suryati, Sri Hartinah, Buku Panduan Teknologi Pangan, Pusat Informasi Wanita dalam Pembangunan PDII-LIPI bekerjasama dengan Swiss Development Cooperation, 1993.

KECAP KEDELAI

  1. PENDAHULUAN Kacang-kacangan dan biji-bijian seperti kacang kedelai, kacang tanah, biji kecipir, koro, kelapa dan lain-lain merupakan bahan pangan sumber protein dan lemak nabati yang sangat penting peranannya dalam kehidupan. Asam amino yang terkandung dalam proteinnya tidak selengkap protein hewani, namun penambahan bahan lain seperti wijen, jagung atau menir adalah sangat baik untuk menjaga keseimbangan asam amino tersebut.
    Kacang-kacangan dan umbi-umbian cepat sekali terkena jamur (aflatoksin) sehingga mudah menjadi layu dan busuk. Untuk mengatasi masalah ini, bahan tersebut perlu diawetkan. Hasil olahannya dapat berupa makanan seperti keripik, tahu dan tempe, serta minuman seperti bubuk dan susu kedelai.
    Kedelai mengandung protein 35 % bahkan pada varitas unggul kadar proteinnya dapat mencapai 40 - 43 %. Dibandingkan dengan beras, jagung, tepung singkong, kacang hijau, daging, ikan segar, dan telur ayam, kedelai mempunyai kandungan protein yang lebih tinggi, hampir menyamai kadar protein susu skim kering.
    Bila seseorang tidak boleh atau tidak dapat makan daging atau sumber protein hewani lainnya, kebutuhan protein sebesar 55 gram per hari dapat dipenuhi dengan makanan yang berasal dari 157,14 gram kedelai.
    Kedelai dapat diolah menjadi: tempe, keripik tempe, tahu, kecap, susu, dan lain-lainnya. Proses pengolahan kedelai menjadi berbagai makanan pada umumnya merupakan proses yang sederhana, dan peralatan yang digunakan cukup dengan alat-alat yang biasa dipakai di rumah tangga, kecuali mesinpengupas, penggiling, dan cetakan.
     
    Tabel 1. Komposisi Kedelai per 100 gram Bahan
    KOMPONEN KADAR (%)
    Protein
    35-45
    Lemak
    18-32
    Karbohidrat
    12-30
    Air 7
    Tabel 2. Perbandingan Antara Kadar Protein Kedelai Dengan Beberapa Bahan Makanan Lain
    BAHAN MAKANAN PROTEIN (% BERAT)
    Susu skim kering
    36,00
    Kedelai
    35,00
    Kacang hijau
    22,00
    Daging
    19,00
    Ikan segar
    17,00
    Telur ayam
    13,00
    Jagung
    9,20
    Beras
    6,80
    Tepung singkong 1,10
    Kecap termasuk bumbu makanan berbentuk cair, berwarna coklat kehitaman, serta memiliki rasa dan aroma yang khas.
  2. BAHAN

    1. Kedelai (putih atau hitam) 1 kg
    2. Jamur tempe 3 gram
    3. atau daun usar 1 lembar
    4. Daun salam 2 lembar
    5. Sereh 1 batang pendek
    6. Daun jeruk 1 lembar
    7. Laos ¼ potong
    8. Pokak 1 sendok teh
    9. Gula merah 6 kg
    10. Air (untuk melarutkan gula merah) 1 ½ liter
    11. Garam dapur 800 gram untuk 4 liter air
  3. ALAT
    1. Panci
    2. Tampah (nyiru)
    3. Kain saring
    4. Sendok pengaduk
    5. Botol yang sudah disterilkan
  4. CARA PEMBUATAN
    1. Cuci kedelai dan rendam dalam 3 liter air selama satu malam. Kemudian rebus sampai kulit kedelai menjadi lunak, lalu tiriskan di atas tampah dan
      dinginkan;
    2. Beri jamur tempe pada kedelai yang didinginkan. Aduk hingga rata dan simpan pada suhu ruang (25 0 ~30°C) selama 3~5 hari;
    3. Setelah kedelai ditumbuhi jamur yang berwarna putih merata, tambahkan larutan garam. Tempatkan dalam suatu wadah dan biarkan selama 3-4 minggu pada suhu kamar (25 0 ~30°C). Batas maksimum proses penggaraman adalah dua bulan;
    4. Segera tuangkan air bersih, masak hingga mendidih lalu saring;
    5. Masukkan kembali hasil saringan, tambah gula dan bumbu-bumbu. Bumbu ini (kecuali daun salam, daun jeruk dan sereh) disangrai terlebih dahulu kemudian digiling halus dan campur hingga rata.
      Penambahan gula merah untuk:
      1. Kecap manis : tiap 1 liter hasil saringan membutuhkan 2 kg gula merah
      2. Kecap asin : tiap 1 liter hasil saringan membutuhkan 2 ½ ons gula merah
    6. Setelah semua bumbu dicampurkan ke dalam hasil saringan, masak sambil terus diaduk-aduk. Perebusan dihentikan apabila sudah mendidih dan tidak berbentuk buih lagi;
    7. Setelah adonan tersebut masak, saring dengan kain saring. Hasil saringan yang diperoleh merupakan kecap yang siap untuk dibitilkan.
      Catatan :
      1. Pemberian jamur harus sesuai jumlahnya dengan banyaknya kedelai, agar tidak menimbulkan kegagalan jamur yang tumbuh.
      2. Setelah direbus dan ditiriskan, kedelai harus didinginkan dengan sempurna.Bila tidak, jamur yang ditebarkan diatasnya akan mati.
      3. Bahan baku untuk pembuatan kecap, selain dari kacang kedelai dapat juga dari biji kecipir, dengan proses pembuatan yang sama.
  5. DIAGRAM ALIR PEMBUATAN KECAP KEDELAI
  6. DAFTAR PUSTAKA
    1. Astawan, M dan Mita W, Teknologi pengolahan pangan nabati tepat guna. Jakarta : Akademika Pressindo, 1991. Hal 122-125.
    2. Cara pembuatan kecap. Jakarta : Proyek Peningkatan kesadaran Masyarakat Atas Kelestarian Kualitas Lingkungan Hidup, 1975. 3 hal.
    3. Soedjarwo, E. Kecap kecipir. Jakarta : PT. Penebar Swadaya, 1982. 16 hal.
  7. KONTAK HUBUNGAN Pusat Informasi Wanita dalam Pembangunan, PDII, LIPI, Jl. Jend. Gatot Subroto 10 Jakarta 12910.
    Sumber : Tri Margono, Detty Suryati, Sri Hartinah, Buku Panduan Teknologi Pangan, Pusat Informasi Wanita dalam Pembangunan PDII-LIPI bekerjasama dengan Swiss Development Cooperation, 1993.

T E M P E

  1. PENDAHULUAN Kacang-kacangan dan biji-bijian seperti kacang kedelai, kacang tanah, biji kecipir, koro, kelapa dan lain-lain merupakan bahan pangan sumber protein dan lemak nabati yang sangat penting peranannya dalam kehidupan. Asam amino yang terkandung dalam proteinnya tidak selengkap protein hewani, namun penambahan bahan lain seperti wijen, jagung atau menir adalah sangat baik untuk menjaga keseimbangan asam amino tersebut.
    Kacang-kacangan dan umbi-umbian cepat sekali terkena jamur (aflatoksin) sehingga mudah menjadi layu dan busuk. Untuk mengatasi masalah ini, bahan tersebut perlu diawetkan. Hasil olahannya dapat berupa makanan seperti keripik, tahu dan tempe, serta minuman seperti bubuk dan susu kedelai.
    Kedelai mengandung protein 35 % bahkan pada varitas unggul kadar proteinnya dapat mencapai 40 - 43 %. Dibandingkan dengan beras, jagung, tepung singkong, kacang hijau, daging, ikan segar, dan telur ayam, kedelai mempunyai kandungan protein yang lebih tinggi, hampir menyamai kadar protein susu skim kering.
    Bila seseorang tidak boleh atau tidak dapat makan daging atau sumber protein hewani lainnya, kebutuhan protein sebesar 55 gram per hari dapat dipenuhi dengan makanan yang berasal dari 157,14 gram kedelai.
    Kedelai dapat diolah menjadi: tempe, keripik tempe, tahu, kecap, susu, dan lain-lainnya. Proses pengolahan kedelai menjadi berbagai makanan pada umumnya merupakan proses yang sederhana, dan peralatan yang digunakan cukup dengan alat-alat yang biasa dipakai di rumah tangga, kecuali mesin pengupas, penggiling, dan cetakan.

    Tabel 1. Komposisi Kedelai per 100 gram Bahan
    KOMPONEN KADAR (%)
    Protein 35-45
    Lemak 18-32
    Karbohidrat 12-30
    Air 7.

    Tabel 2. Perbandingan Antara Kadar Protein Kedelai Dengan Beberapa Bahan Makanan Lain
    BAHAN MAKANAN PROTEIN (% BERAT)
    Susu skim kering 36,00
    Kedelai 35,00
    Kacang hijau 22,00
    Daging 19,00
    Ikan segar 17,00
    Telur ayam 13,00
    Jagung 9,20
    Beras 6,80
    Tepung singkong 1,10
    Pembuatan tempe secara tradisional biasanya menggunakan tepung tempe yang dikeringkan di bawah sinar matahari. Sekarang pembuatan tempe ada juga yang menggunakan ragi tempe. Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada proses pengolahan tempe agar diperoleh hasil yang baik ialah:

    1. Kedelai harus dipilih yang baik (tidak busuk) dan tidak kotor;
    2. Air harus jernih, tidak berbau dan tidak mengandung kuman penyakit;
    3. Cara pengerjaannya harus bersih;
    4. Bibit tempe (ragi tempe) harus dipilih yang masih aktif (bila diremas membentuk butiran halus atau tidak menggumpal).
  2. BAHAN
    1. Kedelai 10 kg
    2. Ragi tempe 20 gram (10 lempeng)
    3. Air secukupnya
  3. ALAT
    1. Tampah besar
    2. Ember
    3. Keranjang
    4. Rak bambu
    5. Cetakan
    6. Pengaduk kayu
    7. Dandang
    8. Karung goni
    9. Tungku atau kompor
    10. Daun pisang atau plastik
  4. CARA PEMBUATAN
    1. DIAGRAM ALIR PEMBUATAN TEMPE
      Bersihkan kedelai kemudian rendam satu malam supaya kulitnya mudah lepas;
    2. Kupas kulit arinya dengan cara diinjak-injak. Bila ada, dapat menggunakan mesin pengupas kedelai;
    3. Setelah dikupas dan dicuci bersih, kukus dalam dandang selama 1 jam. Kemudian angkaat dan dinginkan dalam tampah besar;
    4. Setelah dingin, dicampur dengan ragi tempe sebanyak 20 gram;
    5. Masukkan campuran tersebut dalam cetakan yang dialasi plastik atau dibungkus dengan daun pisang. Daun atau plastik dilubangi agar jamur tempe mendapat udara dan dapat tumbuh dengan baik;
    6. Tumpuk cetakan dan tutup dengan karung goni supaya menjadi hangat. Setelah 1 malam jamur mulai tumbuh dan keluar panas;
    7. Ambil cetakan-cetakan tersebut dan letakkan diatas rak, berjajar satu lapis dan biarkan selama 1 malam;
    8. Keluarkan tempe dari cetakannya.
      Catatan:
      1. Ruangan untuk membuat tempe harus bersih dan tidak harus terbuat dari tembok. Ruangan untuk pemeraman diberi jendela, agar udara dapat diatur dengan membuka atau menutup jendela tersebut. Di waktu musim hujan ruangan ini perlu diberi lampu agar suhu ruangan tidak terlalu dingin.
      2. Tempe mudah busuk setelah disimpan 2 ½ hari dalam keadaan terbungkus, oleh karena itu perlu diawetkan secara kering dengan cara sebagai berikut :
      3. Iris tempe dengan ketebalan ± ½ mm, keringkan dalam oven pada suhu 75 0 C selama 55 menit. Dengan cara pengawetan seperti ini produk tempe awetan yang dihasilkan tahan disimpan selama 3 sampai 5 minggu.
      4. Kandungan protein dan lemak tempe kedelai, masing-masing sebesar 22,5% dan 18%. Kebutuhan protein sebesar 55g/hari dapat dipenuhi dengan mengkonsumsi tempe sebanyak 244,44 gram.
  5. DAFTAR PUSTAKA
    1. Astawan, M. dan Mita W. Teknologi pengolahan pangan nabati tepat guna. Jakarta : Akademika Pressindo, 1991. Hal. 94-96.
    2. Buku seri teknologi makanan II. Bogor : Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Pangan, Institut Pertanian Bogor, 1983. Hal. 39-45.
    3. Sarwono, B. Membuat tempe dan oncom. Jakarta : PT. Penebar Swadaya, 1982. Hal. 10-15.
    4. Tri Radiyati et.al. Pengolahan Kedelai. Subang: BPTTG Puslitbang Fisika Terapan – LIPI, 1992. Hal. 1-5.
  6. KONTAK HUBUNGAN Pusat Informasi Wanita dalam Pembangunan, PDII, LIPI, Jl. Jend. Gatot Subroto 10 Jakarta 12910.
    Sumber : Tri Margono, Detty Suryati, Sri Hartinah, Buku Panduan Teknologi Pangan, Pusat Informasi Wanita dalam Pembangunan PDII-LIPI bekerjasama dengan Swiss Development Cooperation, 1993.

KELAPA PARUT KERING

  1. PENDAHULUAN Kacang-kacangan dan biji-bijian seperti kacang kedelai, kacang tanah, biji kecipir, koro, kelapa dan lain-lain merupakan bahan pangan sumber protein dan lemak nabati yang sangat penting peranannya dalam kehidupan. Asam amino yang terkandung dalam proteinnya tidak selengkap protein hewani, namun penambahan bahan lain seperti wijen, jagung atau menir adalah sangat baik untuk menjaga keseimbangan asam amino tersebut.

    Kacang-kacangan dan umbi-umbian cepat sekali terkena jamur (aflatoksin) sehingga mudah menjadi layu dan busuk. Untuk mengatasi masalah ini, bahan tersebut perlu diawetkan. Hasil olahannya dapat berupa makanan seperti keripik, tahu dan tempe, serta minuman seperti bubuk dan susu kedelai.
    Kelapa parut kering adalah suatu produk awet kelapa yang merupakan bahan dasar pembuatan santan dan untuk campuran pembuatan roti, kue-kue, dan makanan lain. Kelapa parut ini dapat diperoleh santannya hanya dengan merendam beberapa menit dalam air, lalu diperas.
  2. BAHAN
    Kelapa utuh yang tua
  3. ALAT

    1. Golok
    2. Pisau
    3. Baskom
    4. Parutan kelapa
    5. Ayakan halus
    6. Pengaduk
    7. Stoples
  4. CARA PEMBUATAN

    1. Pilih kelapa yang tua dan kering lalu kupas sabut dan tempurungnya dengan menggunakan golok;
    2. Kupas kulit arinya, cuci dan belah-belah;
    3. Kemudian parut dan segera jemur di terik matahari hingga kering;
    4. Ayak parutan agar diperoleh ukuran yang sama dan segera masukkan ke dalam stoples lalu tutup rapat.
  5. DIAGRAM ALIR PEMBUATAN KELAPA PARUT KERING
  6. KEUNTUNGAN
    Sangat praktis dan cepat serta proses pembuatannya murah dan sederhana.
    Catatan:

    1. Kelapa parut yang dijemur di atas kasa jangan sampai bertumpuk dan harus sering dibolak-balik untuk mempermudah dan mempercepat pengeringanya.
    2. Penyimpanan produk harus ditempat yang kering agar tidak mudah tengik;
    3. Bila musim hujan, pengeringan dapat dilakukan disamping bara tungku atau bisa juga diatas TUNGKU DENGAN BARA YANG KECIL. Panasnya harus dijaga jangan sampai bara menjadi api, karena dapat membuat produk menjadi berwarna kecoklatan. Namun bila panasnya kurang maka produk akan cepat rusak sebelum sempat kering.
  7. DAFTAR PUSTAKA
    Wijaya, H. Pembuatan kelapa parut kering. Buletin Pusbangtepa, 4 (15), Agustus 1982: 21-29.
  8. KONTAK HUBUNGAN
    Pusat Informasi Wanita dalam Pembangunan, PDII, LIPI, Jl. Jend. Gatot Subroto 10 Jakarta 12910.
    Sumber : Tri Margono, Detty Suryati, Sri Hartinah, Buku Panduan Teknologi Pangan, Pusat Informasi Wanita dalam Pembangunan PDII-LIPI bekerjasama dengan Swiss Development Cooperation, 1993.

KERIPIK TEMPE

  1. PENDAHULUAN Kacang-kacangan dan biji-bijian seperti kacang kedelai, kacang tanah, biji kecipir, koro, kelapa dan lain-lain merupakan bahan pangan sumber protein dan lemak nabati yang sangat penting peranannya dalam kehidupan. Asam amino yang terkandung dalam proteinnya tidak selengkap protein hewani, namun penambahan bahan lain seperti wijen, jagung atau menir adalah sangat baik untuk menjaga keseimbangan asam amino tersebut.

    Kacang-kacangan dan umbi-umbian cepat sekali terkena jamur (aflatoksin) sehingga mudah menjadi layu dan busuk. Untuk mengatasi masalah ini, bahan tersebut perlu diawetkan. Hasil olahannya dapat berupa makanan seperti keripik, tahu dan tempe, serta minuman seperti bubuk dan susu kedelai. Kedelai mengandung protein 35 % bahkan pada varitas unggul kadar proteinnya dapat mencapai 40 - 43 %. Dibandingkan dengan beras, jagung, tepung singkong, kacang hijau, daging, ikan segar, dan telur ayam, kedelai mempunyai kandungan protein yang lebih tinggi, hampir menyamai kadar protein susu skim kering.

    Bila seseorang tidak boleh atau tidak dapat makan daging atau sumber protein hewani lainnya, kebutuhan protein sebesar 55 gram per hari dapat dipenuhi dengan makanan yang berasal dari 157,14 gram kedelai.

    Kedelai dapat diolah menjadi: tempe, keripik tempe, tahu, kecap, susu, dan lain-lainnya. Proses pengolahan kedelai menjadi berbagai makanan pada umumnya merupakan proses yang sederhana, dan peralatan yang digunakan cukup dengan alat-alat yang biasa dipakai di rumah tangga, kecuali mesin pengupas, penggiling, dan cetakan.


    Tabel 1. Komposisi Kedelai per 100 gram Bahan
    KOMPONEN KADAR (%)
    Protein 35-45
    Lemak 18-32
    Karbohidrat 12-30
    Air 7

    Tabel 2. Perbandingan Antara Kadar Protein Kedelai Dengan Beberapa Bahan Makanan Lain
    BAHAN MAKANAN PROTEIN (% BERAT)
    Susu skim kering 36,00
    Kedelai 35,00
    Kacang hijau 22,00
    Daging 19,00
    Ikan segar 17,00
    Telur ayam 13,00
    Jagung 9,20
    Beras 6,80
    Tepung singkong 1,10
    Keripik tempe adalah jenis makanan ringan hasil olahan tempe. Kadar protein keripik tempe cukup tinggi yaitu berkisar anatara 23% ~ 25%.
  2. BAHAN

    1. Tempe 5 kg
    2. Tepung beras 0,5 kg
    3. Minyak goreng 1 kg
    4. Garam secukupnya
    5. Ketumbar ,5 sendok makan
    6. Kemiri 5 gram
    7. Bawang putih 3 siung
    8. Santan secukupnya
    9. Kapur sirih secukupnya
  3. ALAT

    1. Kompor
    2. Alat penggorengan (wajan)
    3. Baskom
    4. Tampah (nyiru)
    5. Pisau
  4. CARA PEMBUATAN

    1. Iris tempe tipis (+ 1 s/d 1,5 mm);
    2. Haluskan bawang putih, ketumbar dan kemiri;
    3. Campurkan bumbu dengan tepung beras dan kapur sirih ke dalam baskom beserta tepung beras dan kapur sirih. Bila diinginkan tambah garam sedikit;
    4. Tuangkan santan sedikit demi sedikit ke dalam campuran tersebut sampai membentuk adonan yang agak encer;
    5. Masukkan tempe tipis ke dalam adonan lalu goreng;
  5. DIAGRAM ALIR PEMBUATAN KERIPIK TEMPE

    Catatan :

    Tabel 3. Hasil Analisis Kadar Air dan Kadar Protein Keripik Tempe
    PRODUK PROTEIN (%) AIR (%)
    Kedelai 35,00 13,52
    Keripik tempe tipis 25,74 20,44
    Keripik tempe biasa 23,76 8,89
    Tempe biasa 14,72 59,67
    Keripik tipis 5,81 63,19
    Kebutuhan protein sebesar 55 gram per hari dapat dipenuhi dengan mengkonsumsi keripik tempe sebanyak 224,5 gram.
  6. DAFTAR PUSTAKA
    Tri Radiyati et al. Kerupuk keripik. Subang : BPTTG Puslitbang Fisika Terapan-LIPI, 1990. Hal. 21-26.
  7. KONTAK HUBUNGAN
    Pusat Informasi Wanita dalam Pembangunan, PDII, LIPI, Jl. Jend. Gatot Subroto 10 Jakarta 12910.
    Sumber : Tri Margono, Detty Suryati, Sri Hartinah, Buku Panduan Teknologi Pangan, Pusat Informasi Wanita dalam Pembangunan PDII-LIPI bekerjasama dengan Swiss Development Cooperation, 1993. 

KERIPIK JAGUNG

  1. PENDAHULUAN Keripik jagung adalah makanan khas Mexico. Disana, makanan ini disebut tortila. Makanan ini juga populer di Amerika Serikat.

    Keripik jagung mudah dibuat dengan menggunakan peralatan sederhana yang terdapat di rumahtangga. Jagung direbus dengan larutan kapur, kemudian direndam dengan larutan perebus selama semalam. Setelah itu jagung dicuci sampai bersih, dan digiling bersama bumbu sampai diperoleh adonan yang halus dan rata. Adonan dicetak, kemudian digoreng, atau dipanggang di dalam oven.

    Adonan keripik jagung juga dapat ditambah dengan tepung kedelai atau tepung kacang hijau sampai 10%. Subsitusi tersebut akan meningkatkan nilai gizi keripik jagung.

  2. BAHAN

    1. Jagung.
    2. Kapur Sirih
    3. Minyak goreng.
    4. Bumbu - bumbu
     
  3. PERALATAN
    1. Panci.
    2. Penggiling jagung basah.
    3. Pembuat lembaran adonan.
    4. Pengering.
    5. Wajan.
     
  4. CARA PEMBUATAN
    1. Pembuatan larutan kapur. Untuk membuat 10 liter larutan kapur dilakukan dengan menambahhkan 50 gram kapur sirih ke dalam 10 liter. Setelah itu dilakukan pengadukan sampai semua kapur larut. Kedalam larutan kapur juga ditambahkan garam 50 gram, dan minyak goreng 1 sendok. Penambahan minyak goreng bertujuan untuk mencari terbentuknya busa yang berlebihan pada saat perebusan jagung.
    2. Perebusan di dalam larutan kapur. Biji jagung direbus di dalam larutan kapur selama 2 –2,5 jam. Setiap 1 kg jagung membutuhkan sampai 10 liter larutan kapur.
    3. Perendaman dengan larutan kapur. Setelah perebusan, jagung dibiarkan terendam di dalam larutan kapur selama 16 – 24 jam. Selama rendaman dilakukan pengadukan beberapa kali.
    4. Pencucian. Setelah perendaman jagung ditiriskan dan dicuci berulang-ulang (5-7 kali) dengan air bersih untuk menghilangkan sisa kapur. Setelah bersih, biji ditiriskan.
    5. Pembumbuan. Jagung yang telah ditiriskan ditambah dengan bawang putih, dan merica halus. Setiap 1 kg jagung dibumbui dengan 30 – 50 bawang putih, dan 3-5 gram merica halus.
    6. Penggilingan. Jagung yang telah dibumbui digiling sampai diperoleh adonan yang halus dan rata.
    7. Pencetakan adonan
      1. Adonan ditipiskan sehingga membentuk lembaran tipis (2 m). Penipisan dapat dilakukan dengan menggunakan ampia,atau dengan menggiling adonan dengan botol di atas meja yang dilapisi plastik.
      2. Lembaran tipis adonan dipotong-potong dengan ukuran 1 – 3 cm berbentuk persegi. Hasil yang diperoleh disebut keripik basah jagung.
    8. Pengeringan. Keripik basah jagung dijemur sampai kering, atau dikeringkan dengan alat pengering sampai kadar air di bawah 8%. Keripik yang telah kering akan berbunyi jika dipatahkan, hasil yang diperoleh disebut keripik mentah jagung.
    9. Penggorengan. Keripik mentah jagung digoreng dengan minyak panas (suhu 170 °c) selama 10 – 15 detik.
    10. Pengemasan. Keripik jagung yang telah digoreng dikemas di dalam kantong plastik atau di dalam kotak kaleng yang tertutup rapat.

  5. KONTAK HUBUNGAN Dewan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Industri Sumatera Barat, Jl. Rasuna Said, Padang Baru, Padang, Telp. 0751 40040, Fax. 0751 40040
    Sumber : Teknologi Tepat Guna Agroindustri Kecil Sumatera Barat, Hasbullah, Dewan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Industri Sumatera Barat.

    Sumber : http://www.iptek.net.id 

DODOL UBI JALAR

  1. PENDAHULUAN Dodol adalah makanan setengah basah bertekstur liat dengan kadar gula, pati dan minyak yang tinggi. Dodol ubi jalar adalah dodol yang menggunakan ubi jalar sebagai sumber pati utama.

    Dodol ubi jalar belum banyak dikenal meskipun rasa dan penampilannya tidak kalah dari dodol ketan. Cara pembuatannya mudah dan biayanya murah.

    Dodol ubi jalar dibuat dari campuran ubi jalar (sebagai pengganti ketan), gula merah, santan kelapa, air dan garam. Pangan ini dapat disimpan sampai 1 bulan karena semi basah (kadar air 20~30%) dan kadar gula tinggi (15~20%).
  2. BAHAN
    1. Ubi jalar.
    2. Gula pasir putih bersih.
    3. Santan kelapa.
    4. Garam.
  3. PERALATAN
    1. Penggiling
    2. Wajan besar dari besi.
    3. Pemarut.
    4. Pemeras.
    5. Kompor atau tungku
    6. Sendok kayu
    7. Pisau dan talenan
    8. Timbangan
    9. Cetakan dodol.
  4. CARA PEMBUATAN
    1. Pembuatan bubur ubi jalar. Umbi dicuci, kemudian dikupas dengan sempurna. Setelah itu umbi digiling sampai halus menjadi bubur. Jika menggunakan blender, terlebih dahulu umbi harus diparut, kemudian baru diblender sampai halus menjadi bubur umbi.
    2. Penyiapan santan. Kelapa diparut, kemudian diperas sehingga diperoleh santan kental. Ampas ditambah air hangat (suhu 50~60°C) sebanyak 50% dari berat ampas (1 bagian ampas ditambah dengan ½ bagian air).
    3. Penyiapan adonan. Bubur umbi (10 kg) dicampur dengan santan (1,5 liter), gula pasir (3 kg), garam (0,1kg), tepung ketan (1 kg), dan bumbu lainnya (secukupnya). Campuran tersebut diaduk sampai rata menjadi adonan.
    4. Pemasakan adonan. Adonan tersebut dipanaskan di dalam wajan sambil diaduk dengan api sedang sampai kental dan berminyak.
    5. Pencetakan. Adonan yang telah masak dimasukkan ke dalam cetakan, ditekan-tekan agar padat, kemudian diratakan dengan kayu penggiling. Selanjutnya dodol dibiarkan dingin selama 4~10 jam. Setelah itu dodol dipotong-potong dengan panjang 2 cm dan lebar 1 cm.
    6. Pelapisan dengan lemak sapi. Lemak padat sapi dipanaskan hingga mencair. Potongan dodol dicelupkan ke dalam lemak mencair tersebut, dan segera diangkat agar lemak yang menempel pada permukaan dodol kembali mengeras.
    7. Pengemasan. Setelah lapisan lemak mengeras, potongan dodol dibungkus satu per satu dengan kertas minyak. Selanjutnya dodol dikemas lagi di dalam kantong plastik atau kotak karton.
  5. KONTAK HUBUNGAN Dewan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Industri Sumatera Barat, Jl. Rasuna Said, Padang Baru, Padang, Telp. 0751 40040, Fax. 0751 40040
    Sumber : Teknologi Tepat Guna Agroindustri Kecil Sumatera Barat, Hasbullah, Dewan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Industri Sumatera Barat

    Sumber : http://www.iptek.net.id

APEL KALENGAN

Buah apel tidak tahan lama. Untuk itu perlu adanya cara pengawetan buah tersebut. Salah satu caranya yaitu diawetkan dalam bentuk kalengan.
Bahan Baku
Buah apel segar jenis manalagi atau rome beauty, Untuk membuat sekitar 10 kg buah apel kalengan dibutuhkan buah apel segar sebanyak 12-15 kg. kapur sirih 10 g/lt air,
gula pasir 600 g/lt air,
asam sitrat 3 g/lt air, dan
vitamin C 1 g/lt air.
Peralatan
kaleng atau gelas bertutup sebagai wadah,pisau stainless steel,
panci, dan
kompor atau alat pemanas.
Cara Pembuatan
Buah apel dipilih yang bagus dan masih agak keras. Lakukan pencucian dengan air hingga bersih. Kulitnya dikupas dan daging buahnya dipotongpotong menurut selera. Lakukan perendaman dalam larutan kapur selama 15-30 menit. Larutan dibuat dengan menambahkan kapur sirih 10 g kedalam 1 1 air. Aduk kapur sirih lantas diendapkan. Untuk merendam buah digunakan cairan yang jernih. Potongan buah apel kemudian diblansing dengan pengukusan selama 5 menit. Selesai diblansing masukkan ke dalam kaleng yang steril. Siapkan larutan gula dengan cara memanaskan air dan gula hingga agak kental. Setelah disaring tambahkan asam sitrat dan vitamin C ke dalamnya. Penambahan vitamin C bertujuan untuk menghambat proses pencokelatan buah dalam kaleng. Larutan sirop panas ini dimasukkan ke dalam kaleng hingga semua buah terendam. Untuk proses ekshauting kaleng dipanaskan selama 15-20 menit. Kaleng ditutup rapat kemudian dipanaskan kembali dengan pengukusan atau perebusan selama 30 menit untuk sterilisasi.
Sumber : http://www.iptek.net.id

ALAT PENUTUP BOTOL ULIR (BKD)

Peluang Bali - Bagi Anda yang bergerak di bidang minuman kemasan, kini telah hadir alat penutup botol ulir. Dengan alat ini, Anda dapat meningkatkan mutu dan pangsa pasar. Teknologi sederhana ini tentu akan semakin menghemat biaya dan waktu kerja Anda. 

1. FUNGSI
Untuk menutup botol cara ulir.

2. CARA KERJA
1) Botol penutup disiapkan pada tempatnya.
2) Atur kedudukan/ketinggian botol dengan cara menekan pedal kaki dampai
botol naik ke penutupnya.
3) Putar engkol penutup searah jarum jam sampai tutup botol rapat menutup.
4) Turunkan botol untuk melepaskan dari penutupnya.

3. SPESIFIKASI
1) Dimensi alat : P = 56 cm; L = 46 cm; T = 153 cm..
2) Berat : ---
3) Tenaga penggerak : Manual
4) Kapasitas kerja : 100 botol/jam
5) Operator : 1 orang
6) Bahan : Roda gigi,besi siku,alumunium

4. KONTAK HUBUNGAN
Bagian Proyek Teknologi Tepat Guna, Balai Pengembangan Teknologi Tepat Guna, LIPI; Jl. KS. Tubun No. 5 Subang; Tel./Fax. (0260) 417348, 411478 Jakarta, Maret 2001

SUMBER
Alat-Alat Teknologi Pedesaan Spesifikasi Produk, Bagian Proyek Teknologi Tepat Guna, Balai Pengembangan Teknologi Tepat Guna, LIPI

PENGUPAS KACANG TANAH SISTEM ENGKOL

Peluang Bali - Bagi Anda yang bergerak di bidang kuliner khususnya yang menggunakan bahan-bahan kacang tanah, kini semakin dipermudah dengan hadirnya alat pengupas kacang tanah tipeengkol. Teknologi sederhana ini tentu akan semakin menghemat biaya dan waktu kerja Anda. alat pengupas kacang tanah tipe engkol ini tampak lebih mudah dan hemat tenaga penggunaannya dibandingkan dengan alat pengupas kacang tanah tipe ayun.

1. FUNGSI
Mengupas kacang tanah yang sudah dikeringkan terlebih dahulu, sehingga kacang terlepas dari kulitnya.

2. CARA KERJA
  1. Masukkan kacang gelondong kering dimasukkan ke dalam hopper (kotak penampung).
  2. Kemudian buka lubangnya dan masukkan kacang sedikit demi sedikit sambil memutar engkol.
  3. Hasil kupasan ditampi untukmemisahkan biji dari kulit kacangnya.
  4. Kacang yang belum terkelupas sempurna dapat diproses kembali sampai kacang terkelupas semua.
  5. Setelah bekerja, alat dibersihkan supaya tahan lama.
3. SPESIFIKASI
  1. Dimensi alat : P = 70 cm; L = 50 cm; T = 140 cm
  2. Berat : 25 kg
  3. Tenaga penggerak : Manual
  4. Kapasitas kerja : 50 kg/jam.
  5. Operator : 2 orang
  6. Bahan : Kayu balok, besi pipa galvanis.
4. KONTAK HUBUNGAN
Bagian Proyek Teknologi Tepat Guna, Balai Pengembangan Teknologi Tepat Guna, LIPI; Jl. KS. Tubun No. 5 Subang; Tel./Fax. (0260) 417348, 411478 Jakarta, Maret 2001

Sumber : Alat-Alat Teknologi Pedesaan Spesifikasi Produk, Bagian Proyek Teknologi Tepat Guna, Balai Pengembangan Teknologi Tepat Guna, LIPI

PENGUPAS KACANG TANAH TIPE AYUN

Peluang Bali - Bagi Anda yang bergerak di bidang kuliner khususnya yang menggunakan bahan-bahan kacang tanah, kini semakin dipermudah dengan hadirnya alat pengupas kacang tanah tipe ayun. Teknologi sederhana ini tentu akan semakin menghemat biaya dan waktu kerja Anda. 

1. FUNGSI
Mengupas kacang tanah yang sudah dikeringkan terlebih dahulu, sehingga kacang terlepas dari kulitnya.
2. CARA KERJA
  1. Kacang gelondong kering dimasukkan ke dalam penampung.
  2. Ayun tangkai bantalan pelecet ke depan dan ke belakang.
  3. Setelah itu dilakukan penampian hasil kupasan untuk memisahkan biji dari kulit kacangnya.
  4. Kontrol hasil kupasan untuk menyesuaikan setelan bantalan pelecet agar hasilnya bisa maksimal.
  5. Setelah bekerja, alat dibersihkan supaya tahan lama.
3. SPESIFIKASI
  1. Dimensi alat : P = 80 cm; L = 40 cm; T = 150 cm
  2. Berat : 40 kg
  3. Tenaga penggerak : Manual
  4. Kapasitas kerja : 30 kg/jam.
  5. Operator : 1 orang
  6. Bahan : Kayu, besi.
4. KONTAK HUBUNGAN
Bagian Proyek Teknologi Tepat Guna, Balai Pengembangan Teknologi Tepat Guna, LIPI; Jl. KS. Tubun No. 5 Subang; Tel./Fax. (0260) 417348, 411478 Jakarta, Maret 2001

Sumber : Alat-Alat Teknologi Pedesaan Spesifikasi Produk, Bagian Proyek Teknologi Tepat Guna, Balai Pengembangan Teknologi Tepat Guna, LIPI

PERAJANG BAWANG

Peluang Bali - Bagi Anda yang bergerak di bidang kuliner khususnya yang menggunakan bahan-bahan bawang kini semakin dipermudah dengan hadirnya alat perajang bawang. Teknologi sederhana ini tentu akan semakin menghemat biaya dan waktu kerja Anda.

1. FUNGSI
Merajang bawang yang sudah dikupas, sehingga menjadi tipis-tipis dan siap digoreng.
2. CARA KERJA
  1. Siapkan bahan yang diperlukan, yaitu bawang yang sudah dikupas kulitnya.
  2. Letakkan bawang yang akan dirajang pada pisau perajang.
  3. Kemudian engkol diputar sehingga bawang terajang menjadi rajangan tipis-tipis yang siap untuk digoreng.
  4. Selesai bekerja, alat dibersihkan supaya tahan lama
3. SPESIFIKASI
  1. Dimensi alat : P = 15 cm; L = 6 cm; T = 30 cm
  2. Berat : 5 kg
  3. Tenaga penggerak : Manual
  4. Kapasitas kerja : 15 kg/jam
  5. Operator : 1 orang
  6. Bahan : Besi plat, besi siku, alumunium
4. KONTAK HUBUNGAN
Bagian Proyek Teknologi Tepat Guna, Balai Pengembangan Teknologi Tepat Guna, LIPI; Jl. KS. Tubun No. 5 Subang; Tel./Fax. (0260) 417348, 411478 Jakarta, Maret 2001

Sumber : Alat-Alat Teknologi Pedesaan Spesifikasi Produk, Bagian Proyek Teknologi Tepat Guna, Balai Pengembangan Teknologi Tepat Guna, LIPI

Categories Post

Subscribe

Donec sed odio dui. Duis mollis, est non commodo luctus, nisi erat porttitor ligula, eget lacinia odio. Duis mollis

© 2013 Peluang Bali. All rights reserved.
Designed by SpicyTricks